Suarahits.com, Akibat tertimpa reruntuhan bangunan dalam jangka waktu yang lama, para dokter di Suriah mengatakan sebagian besar korban gempa yang selamat dari reruntuhan mengalami crush syndrome.
Salah satu korban yang mengalami crush syndrome adalah Nour Abdelqader yang berusia dua tahun.
Dia berhasil ditarik keluar dari bawah reruntuhan di Kota Jandaris yang dikuasai pemberontak setelah gempa bumi mematikan pada Februari lalu.
Tim penyelamat mengira dia sudah mati. Namun jantung balita itu masih berdetak ketika dia tiba di sebuah rumah sakit di Afrin, barat laut Suriah. Saudara laki-laki dan ibu Nour tidak selamat dari gempa tersebut.
Dokter mengatakan, Nour menderita crush syndrome setelah anggota tubuhnya terjepit di bawah puing-puing yang berat untuk waktu lama.
Gadis kecil itu kehilangan kaki kanannya karena komplikasi dari luka tekan yang cukup parah.
Baca Juga: Bangun Hubungan Baik, Pemerintah Rusia Sederhanakan Prosedur Visa Untuk Enam Negara
Dokter sekarang berusaha memberikan perawatan dan dukungan yang diperlukan untuk membantunya belajar kembali cara berjalan.
“Kedua kaki Nour rusak parah saat gempa. Kami harus mengamputasi satu kaki karena luka yang tertimpa terlalu parah, yaitu anggota badan ini sudah mati dan terinfeksi,” kata Abdelsalam al-Naasan, seorang ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Akrabat, sebuah fasilitas yang terletak di sepanjang perbatasan Suriah-Turki di Kota Idlib yang dikuasai pemberontak dan didanai oleh Union of Medical Care and Relief Organizations (UOSSM).
Nour akan membutuhkan kaki kanan prostetik dan masih membutuhkan operasi yang rumit dan prosedur khusus untuk mengembalikan fungsi kaki kirinya.
Al-Naasan menambahkan, perawatan optimal tidak tersedia di barat laut Suriah.
“Apa yang bisa kami tawarkan di sini (di Suriah) mungkin membuatnya cacat atau cacat jangka panjang," ujar al-Naasan, dilaporkan Aljazirah, Senin (6/3/2023).
Bibi Nour, Fransa al-Manadi, memahami bahwa kesembuhan keponakannya akan lama dan sulit. Namun berharap bisa melihat keponakannya berjalan lagi.
“Saya sangat senang dia masih hidup, meski dengan satu kaki. Saya tahu perawatannya akan sulit, tapi saya harap dia akan hidup senormal mungkin," ujar al-Manadi