Suarahits.com, Odong-odong adalah wahana permainan anak-anak yang menjadi alternatif hiburan anak-anak kalangan menengah ke bawah.
Dalam perjalanannya, odong-odong mengalami perubahan dari segi desain hingga bentuk, mulai dari odong-odong sepeda hingga odong-odong mobil.
Namun, bagaimana ya sejarah odong-odong dan bagaimana hal ini bisa merebak di masyarakat? Yuk simak di bawah ini.
Baca Juga: Stasiun Pasar Senen, Bagian dari Sejarah Perkeretaapian Indonesia yang Telah Beroperasi Sejak 1887
Sejarah Odong-Odong
Nama odong-odong berasal dari kesenian Sunda tepatnya dari Subang, yaitu Sisingaan.
Hal ini diungkapkan oleh Suwardi Alamsyah P dalam tulisan berjudul Sisingaan: Kesenian Tradisional Kabupaten Subang yang sudah diterbitkan di situs Kemendikbud dan bisa dibaca.
Dalam tulisannya, Suwardi menjelaskan bahwa penamaan odong-odong untuk sisingaan dipelopori oleh Mas Nanu Munajar, seorang seniman akademisi yang berasal dari daerah Subang.
Baca Juga: TJ0ET NYAK DIEN, Wanita Perkasa dari Tanah Rencong yang Tak Pernah Gentar Melawan Penjajah
Ia berpendapat bahwa kesenian Sisingaan berawal dari kesenian Odong-odong yang awalnya memiliki fungsi dan makna ritual.
Lebih jauh, tulis Suwardi, Mas Nanu Munajar mengatakan, bahwa jauh sebelum agama-agama besar masuk, masyarakat di daerah Subang telah memiliki tradisi yang berkaitan dengan aktivitas pertanian, yaitu tradisi 'odong-odong'.
Tradisi yang dimaksud adalah kepercayaan yang memuja dan mengagungkan padi dan para leluhur serta kekuatan-kekuatan supranatural.
Sisingaan sendiri diperkirakan sudah ada sejak tahun 1857. Nah, dalam tradisi awal odong-odong ini dilangsungkan, dengan cara mengarak sesuatu benda yang dibentuk menyerupai binatang tertentu dan diiringi dengan bunyi 'surak' (tepuk tangan berirama).
Peniruan bentuk binatang ini adalah ekspresi dari kepercayaan totemisme (kepercayaan dan pemuliaan terhadap hewan tertentu).
Odong-odong ini biasa dipertunjukan pada konteks ritual, seperti ritual pertanian, dan upacara Ngaruwat Bumi.